Menolak Bingar Beku oleh Berisik

nude woman on bed
Penulis: Herlina Dedy Listiani

Bahwa hidup memang banal dan absurd 
Maknanya ada pada bagian mana kita melihatnya 
Bahwa yang kita maknai, memaknai hidup kita 
Menjadi pakem gigi mengunyah segala yang dihidangkan alam semesta 

Lalu untuk memaknai bingar rongrongan setiap satu jam lima perempuan melapor mengadu memohon diselamatkan: sakit, tolong! 
Oh! bukan hanya perempuan rupanya,
pria juga diantaranya, 
dan yang sulit mengeja dirinya perempuan atau pria juga ada disebagiannya 

Manusia! 
Bingar setiap jam tiga MANUSIA melapor mengadu telah mengalami kekerasan seksual! 
Kemanusiaannya dikuliti, dipermalukan oleh rasa sakitnya sendiri 
Bagaimana kita memaknainya? 
Bagaimana itu memaknai kita? 


Adakah masih bingar itu kita maknai sebagai sesuatu selain kesedihan kita bersama? 
Yang jika diam adalah pengkhiatan terhadap nafas kita sendiri? 
Atau bukan? 
Tetapi mereka kesakitan, 
Tetapi banyak berujung kematian, 
Bingar! 

Mengulang-ngulang mereka bilang Sebentar 
Berisik! 
Mengulang-ngulang mereka bilang terlalu Rumit 
Berisik! 
Mengulang-ngulang mereka bilang demi mempusakakan warisan nilai nenek moyang 
Berisik! 

Dan mengulang-ngulang mereka mengatasnamakan Tuhan! 
Cukup! Berisik! 
Bingar beku oleh Berisik itu! 
Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual dibekukan 
Bingar kekerasan seksual dibungkam oleh berisik celoteh penguasa dan ceramah pemuka menjual suaka surga! 
Bingar beku oleh Berisik! 


Dan semoga hati kita meronta bergema, 
Berisik bersuara juga 
Menyuarakan bingar 
Memaknai manusia sebagai manusia 
Yang menolong sesama adalah mata uangnya 
Yang kuasa dan surga bukan alat tukarnya 

Dan semoga hati kita menyala 
Merangkul setiap yang hidup dan bernyawa 
Menyuarakan bingar 
Menolak bingar beku oleh berisik!

**Penulis dapat disapa melalui Instagram @herlinadedy

No comments:

Powered by Blogger.